Dokter ungkap bahwa besaran risiko alergi pada anak dipengaruhi oleh faktor genetik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan, faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya alergi pada anak.
Alergi sendiri merupakan reaksi tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti debu, serbuk sari, atau makanan tertentu. Gejala alergi pada anak bisa bermacam-macam, mulai dari ruam kulit, hidung tersumbat, hingga sesak napas. Risiko terjadinya alergi pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dari kedua orang tua.
Menurut dokter, jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan besar anak juga akan mengalami alergi. Hal ini karena gen yang menyebabkan alergi dapat diwariskan kepada anak. Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga turut berperan dalam risiko terjadinya alergi pada anak.
Untuk mengurangi risiko terjadinya alergi pada anak, dokter menyarankan para orang tua untuk memperhatikan pola makan dan lingkungan anak. Hindari memberikan makanan yang dapat menyebabkan alergi, seperti telur, kacang-kacangan, atau seafood, kepada anak yang memiliki riwayat alergi. Selain itu, jaga kebersihan lingkungan anak, seperti membersihkan debu dan serbuk sari secara teratur.
Dokter juga menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter spesialis alergi imunologi jika anak mengalami gejala alergi. Dengan melakukan pemeriksaan yang tepat, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai untuk mengatasi masalah alergi pada anak.
Dengan mengetahui besaran risiko alergi pada anak dari faktor genetik, diharapkan para orang tua dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi kesehatan anak dari alergi. Kesehatan anak merupakan hal yang sangat berharga, oleh karena itu perhatikanlah dengan baik faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko terjadinya alergi pada anak.