Bogor, sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Barat, dikenal dengan julukannya sebagai “Kota Hujan”. Julukan ini tidaklah datang begitu saja, tapi memiliki sejarah yang panjang dan menarik di baliknya.

Sejarah di balik julukan Bogor sebagai “Kota Hujan” bermula dari iklim yang dimilikinya. Bogor memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Bogor yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh pegunungan, sehingga udara lembab dari Samudra Hindia mudah terperangkap di kota ini. Selain itu, keberadaan hutan hujan tropis di sekitar Bogor juga turut berkontribusi pada tingginya curah hujan di kota ini.

Sejak zaman kolonial Belanda, Bogor telah dikenal sebagai tempat yang cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan dan rekreasi. Pada tahun 1745, Gubernur Jendral Hindia Belanda saat itu, Gustaaf Willem van Imhoff, membangun Istana Bogor sebagai tempat peristirahatan bagi pejabat kolonial Belanda. Istana ini kemudian menjadi tempat tinggal resmi bagi Gubernur Jendral Belanda di Indonesia.

Selain Istana Bogor, Bogor juga terkenal dengan kebun raya yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1817. Kebun Raya Bogor merupakan kebun raya tertua di Indonesia dan menjadi tempat penelitian dan konservasi berbagai jenis tumbuhan langka dan eksotis. Keberadaan kebun raya ini juga turut memperkuat julukan Bogor sebagai “Kota Hujan”, karena tumbuhan-tumbuhan di kebun raya ini membutuhkan curah hujan yang cukup tinggi untuk tumbuh dengan baik.

Hingga saat ini, julukan Bogor sebagai “Kota Hujan” tetap melekat dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan udara segar dan sejuk di tengah hamparan hijau pegunungan dan kebun-kebun yang indah. Bogor memang bukan hanya sekedar kota hujan, tapi juga memiliki sejarah dan keindahan alam yang patut untuk dieksplorasi dan dinikmati.