Pada tanggal 20 September 2021, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilaksanakan di Istana Negara. Acara tersebut menjadi sorotan publik karena bukan hanya karena kehadiran tokoh-tokoh politik dan pejabat negara, tetapi juga karena balutan busana adat yang dikenakan oleh kedua pria tersebut.
Salah satu jenis busana adat yang dipakai oleh Prabowo dan Gibran adalah busana adat Ujung Serong. Busana adat ini berasal dari daerah Jawa Tengah, tepatnya dari Kabupaten Kudus. Ujung Serong terdiri dari kain batik panjang yang dililitkan di pinggang dan diikat dengan cara yang khas, yaitu ujungnya dibiarkan menjuntai ke bawah. Selain itu, busana ini juga biasanya dipadukan dengan kemeja putih dan blangkon sebagai penutup kepala.
Makna dari balutan busana adat Ujung Serong ini sangat dalam dan sarat dengan nilai-nilai tradisional dan budaya. Dengan mengenakan busana adat ini, Prabowo dan Gibran ingin menunjukkan rasa hormat dan kecintaan mereka terhadap budaya Jawa dan warisan nenek moyang mereka. Selain itu, busana adat juga menjadi simbol dari identitas dan martabat sebagai pemimpin yang harus menghormati tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa.
Dengan memakai busana adat Ujung Serong di acara pelantikan tersebut, Prabowo dan Gibran juga ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya bangsa. Mereka berharap agar generasi muda dapat terus mengenakan busana adat dan melestarikan tradisi-tradisi leluhur sebagai bagian dari wujud cinta dan rasa bangga terhadap budaya Indonesia.
Dengan demikian, balutan busana adat Ujung Serong yang dipakai oleh Prabowo dan Gibran pada acara pelantikan tersebut bukan hanya sekedar penampilan fisik belaka, tetapi juga merupakan representasi dari kesadaran dan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Semoga dengan semangat ini, kekayaan budaya Indonesia dapat terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi-generasi mendatang.