Menurut data terbaru yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan terus mengalami peningkatan. Depresi pascapersalinan adalah kondisi mental yang serius dan dapat memengaruhi kesejahteraan ibu serta hubungannya dengan bayi.
Menurut laporan CDC, sekitar 1 dari 8 ibu di AS mengalami depresi pascapersalinan setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Depresi pascapersalinan dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk merawat diri sendiri dan bayinya dengan baik, serta dapat berdampak negatif pada hubungan keluarga.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan depresi pascapersalinan antara lain adalah sejarah depresi sebelumnya, stres selama kehamilan, kurangnya dukungan sosial, dan perubahan hormon setelah melahirkan. Penting bagi ibu yang mengalami gejala depresi pascapersalinan untuk segera mencari bantuan dan dukungan dari tenaga medis atau psikolog.
Untuk mencegah depresi pascapersalinan, ibu perlu menjaga kesehatan mental dan fisiknya selama kehamilan dan setelah melahirkan. Mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman juga sangat penting dalam mengatasi kondisi ini. Selain itu, penting juga untuk mengenali gejala depresi pascapersalinan seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kelelahan yang tidak wajar, dan kecemasan yang berlebihan.
Dengan meningkatnya kesadaran tentang depresi pascapersalinan, diharapkan ibu-ibu di Amerika Serikat dapat lebih mudah mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan. Kesehatan mental ibu merupakan aspek penting dalam menjaga kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.