Pencemaran limbah industri masih menjadi permasalahan serius di Indonesia, terutama dalam hal kualitas air minum. Salah satu dampak dari pencemaran limbah industri adalah tingginya kadar bromat dalam air minum kemasan (AMDK).
Bromat adalah senyawa kimia yang terbentuk dari reaksi antara bromida dan ozon dalam air. Meskipun bromat sendiri tidak berbahaya dalam kadar yang rendah, namun jika kadar bromat dalam air minum melebihi batas yang ditetapkan oleh standar kesehatan, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi konsumen.
Salah satu penyebab tingginya kadar bromat dalam AMDK adalah pencemaran limbah industri. Limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan zat kimia lainnya dapat mencemari sumber air baku yang digunakan untuk pembuatan AMDK. Ketika sumber air baku tercemar, maka kemungkinan besar senyawa bromida dalam air akan bereaksi dengan ozon yang digunakan dalam proses pengolahan air minum, dan akhirnya membentuk bromat.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pengawasan ketat terhadap limbah industri yang dibuang ke lingkungan. Pemerintah juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang menghasilkan limbah berbahaya, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggaran yang dilakukan.
Selain itu, perusahaan AMDK juga perlu meningkatkan proses pengolahan air minumnya agar dapat mengurangi kadar bromat dalam produknya. Penggunaan teknologi yang canggih dan ramah lingkungan dalam proses pengolahan air minum juga perlu ditingkatkan guna mendukung upaya pencegahan pencemaran limbah industri.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerjasama yang baik antara pemerintah, perusahaan AMDK, dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi tingginya kadar bromat dalam AMDK akibat pencemaran limbah industri. Hal ini tentu akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat yang mengonsumsi air minum kemasan secara rutin.